Kemenangan tersebut mengantarkan Iga Swiatek sebagai salah satu dari hanya dua wanita yang berhasil memenangkan Prancis Terbuka tiga kali secara beruntun dalam sejarah turnamen tersebut. Meskipun baru berusia 23 tahun, dia telah mengoleksi empat gelar.
Meskipun sempat tertinggal 2-1 di awal set pertama, Swiatek dengan cepat membalikkan keadaan dan memenangkan 10 game berikutnya dalam set tersebut. Dia menghancurkan perlawanan Paolini, yang berusia 28 tahun, dengan skor 5-0 dalam set kedua.
“Saya sangat senang berada di sini, saya sangat mencintai tempat ini, jujur,” ujar Swiatek saat menerima penghargaan di Court Philippe Chatrier, sebagaimana dilaporkan oleh Fox News. “Setiap tahun saya selalu menantikan kesempatan untuk kembali ke sini.”
Sebelum pertandingan final, Swiatek telah menjadi favorit dengan peluang -1600, setelah melewati turnamen dengan rekor hampir sempurna sejak pertandingan pertamanya pada 27 Mei.
Pemain tenis Polandia berpostur 5 kaki 9 inci itu telah menjadi peringkat satu dalam peringkat Women’s Tennis WTA Rankings 2024 hampir setiap minggunya sejak April 2022.
Sementara itu, Paolini, pemain Italia yang menempati peringkat 15 menuju final, harus menghadapi pertarungan berat melawan lawannya, meskipun sebelumnya telah membuktikan kemampuannya dalam French Open dengan mengalahkan Elena Rybakina dari Kazakhstan, yang merupakan unggulan di perempat final.
Sebelum turnamen ini, Paolini belum pernah mencapai final French Open atau melampaui babak kedua dari turnamen Grand Slam ini.
“Iga adalah pemain yang luar biasa,” ujar Paolini pada hari Kamis setelah memastikan tempatnya di final dengan mengalahkan Mirra Andreeva dari Rusia.
Sebelumnya dalam turnamen, Swiatek menjadi sorotan setelah pertandingan semifinalnya, di mana lawannya, Coco Gauff dari Amerika Serikat, menangis ketika wasit kursi Aurélie Tourte membatalkan panggilan yang menguntungkan Gauff selama pertandingan mereka. Setelah pertandingan tersebut, yang dimenangkan oleh Gauff, juara US Open 2023 yang berusia 20 tahun, atas Swiatek, bintang tenis Amerika itu meminta pejabat tenis untuk secara universal menerapkan sistem tinjauan video selama pertandingan.