Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menegaskan bahwa keterlibatan prajurit dalam mendukung program swasembada pangan tidak akan mengurangi kesiapan tempur TNI AD. Menurutnya, jadwal kegiatan seperti latihan dan rutinitas lainnya telah diatur sedemikian rupa agar tidak terganggu.
“Itu diatur baik, nanti kalau kita punya jadwal yang benar-benar satu batalion, kita pakai yang lain. Yang di kantor, bisa diatur,” jelas KSAD Maruli dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu (15/12).
Pengaturan Bertahap dan Pemanfaatan Jeda Waktu
Maruli menjelaskan bahwa prajurit yang dikerahkan untuk program swasembada pangan diatur secara bergilir atau per gelombang, sehingga tidak ada gangguan terhadap jadwal latihan.
“Nanti yang ke lapangan, di sawah itu kan per gelombang, jadi yang sepertiga, setengah, nanti diatur. Ini pulang, latihan, ini masuk,” tambahnya.
Ia juga menyebut bahwa saat ini latihan rutin TNI AD sering terkendala keterbatasan anggaran. Oleh karena itu, jeda waktu dalam rutinitas prajurit dapat dimanfaatkan untuk tugas produktif, seperti membantu program ketahanan pangan pemerintah.
“Kita bisa atur itu,” imbuh Maruli.
Dukungan TNI AD terhadap Program Swasembada Pangan
Sejak 2 Oktober 2024, TNI AD telah memperkuat keterlibatannya dalam mendukung swasembada pangan dengan membentuk lima batalion khusus di Papua untuk mendukung produksi pangan dan ketahanan pangan di wilayah tersebut.
Selain itu, satuan kewilayahan seperti komandan distrik militer (dandim) juga dilibatkan secara intensif. Pekan lalu (12/12), lebih dari 300 dandim menghadiri Rapat Koordinasi Swasembada Pangan di Kementerian Pertanian, dipimpin oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Dalam rapat tersebut, Wakil KSAD Letjen TNI Tandyo Budi Revita memberikan arahan kepada dandim untuk memanfaatkan sumber daya TNI AD secara optimal.
Arahan Wakil KSAD: Pemanfaatan Satuan Tempur
Letjen Tandyo mendorong para dandim untuk melibatkan satuan-satuan tempur di wilayah mereka dalam mendukung program ketahanan pangan. Ia menegaskan bahwa beban program ini tidak boleh hanya bertumpu pada babinsa (bintara pembina desa).
“Dandim perlu berkreasi. Ada satuan-satuan tempur di situ, satuan-satuan batalion, kemudian kompi BS yang bisa dimanfaatkan untuk mengoptimalkan program-program ini,” kata Letjen Tandyo.
Ia juga mengingatkan pentingnya pemikiran kreatif dan kolaboratif dalam mendukung keberhasilan program pemerintah, sehingga tidak menjadi beban bagi satu pihak saja.
Manfaat Strategis bagi Bangsa
Dengan keterlibatan aktif TNI AD, program swasembada pangan diharapkan dapat berjalan lebih efisien tanpa mengorbankan tugas utama prajurit, yaitu menjaga pertahanan dan keamanan negara. Langkah ini juga mencerminkan sinergi antara TNI dan pemerintah untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional yang kokoh.