Santri Butuh Asupan Bergizi, MPR Ingatkan Pemerintah Ambil Langkah Konkret

Yulia

Updated on:

Hidayat Nur Wahid, Wakil Ketua MPR RI, menyoroti pentingnya inklusivitas dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dimulai pada Senin ini, untuk memastikan bahwa siswa di sekolah keagamaan dan santri di pondok pesantren juga mendapatkan manfaat yang sama.

Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid.

Poin Utama Pernyataan Hidayat Nur Wahid:

  1. Inklusivitas Program MBG untuk Siswa dan Santri

Hidayat mengingatkan pemerintah agar santri di pondok pesantren dan siswa di madrasah atau sekolah keagamaan juga dimasukkan dalam penerima manfaat program Makan Bergizi Gratis (MBG), agar program ini benar-benar berkeadilan.

  • Keterbatasan Informasi dan Kesenjangan Akses

Menurutnya, informasi terkait pelaksanaan MBG sebelum program dimulai masih sangat minim, dengan beberapa pesantren, bahkan di daerah Jakarta, yang belum mendapatkan akses atau informasi terkait program ini. Hal ini dikhawatirkan juga terjadi di luar Jakarta atau di daerah luar Jawa.

  • Pelaksanaan Bertahap dan Jangkauan yang Luas

Program ini, yang ditargetkan berjalan hingga 2029, pada 2025 diharapkan bisa menjangkau sekitar 19 juta jiwa. Hidayat menekankan pentingnya memastikan bahwa program ini berjalan dengan baik dan tidak hanya terfokus pada daerah besar atau kota-kota utama.

  • Keterlibatan Pihak Terkait dan Pengawasan

Hidayat juga mengingatkan agar pemerintah melibatkan berbagai pihak mulai dari pengurus sekolah, pedagang kantin, UMKM, hingga warga sekitar, untuk memastikan efektivitas ekonomi dari program ini. Hal ini penting untuk menjaga transparansi dan menghindari penyalahgunaan atau penipuan terkait pelaksanaan program.

  • Keamanan dan Transparansi Program

Pemerintah diingatkan untuk menjalankan program ini dengan amanah, transparan, dan memastikan tidak ada kasus penipuan. Hidayat berharap, melalui pengelolaan yang baik, program ini dapat mendukung Indonesia Emas 2045, dengan memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat. Pernyataan Hidayat Nur Wahid menggambarkan harapan agar program Makan Bergizi Gratis dapat dilaksanakan secara adil, dengan memperhatikan kebutuhan siswa sekolah keagamaan dan santri, serta memastikan keberlanjutan program hingga 2029 dengan pengawasan yang ketat. Program ini tidak hanya diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan gizi masyarakat, tetapi juga membawa dampak positif bagi perekonomian lokal melalui keterlibatan berbagai pihak.