RUU PPRT Mangkrak 20 Tahun, Politikus PKS Ungkap Keprihatinannya

Yulia

Politikus Fraksi PKS, Netty Prasetiyani Aher, menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan kesejahteraan perempuan, anak, dan keluarga bersama para mitra kerja di DPR RI. Netty mengungkapkan keprihatinannya atas mandeknya RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT) selama 20 tahun di DPR, yang menjadi salah satu isu penting yang ia fokuskan.

Aksi 1000 lilin di Taman Nasional, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (18/9/2024) untuk mendesak pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) PPRT.

“Fokus saya adalah mengajak perempuan politik dari semua partai untuk bersatu memperjuangkan regulasi yang berpihak pada kesejahteraan perempuan, anak, dan keluarga. Salah satunya adalah RUU PPRT yang sudah 20 tahun mangkrak di DPR,” ujar Netty, dikutip pada Minggu (6/10).

RUU PPRT merupakan regulasi yang sangat dinantikan oleh para pekerja perempuan di Indonesia. Netty menyerukan agar politisi perempuan di DPR RI lebih peka terhadap masalah krusial yang dialami perempuan dan berkomitmen untuk memberikan solusi terbaik melalui jalur regulasi.

Menurutnya, sejumlah isu krusial yang menyangkut perempuan, anak, dan keluarga masih menunggu inisiatif serta respons positif dari anggota DPR perempuan guna menyelesaikannya dengan regulasi yang berpihak.

Netty juga mengimbau pimpinan partai politik dan DPR untuk serius menciptakan suasana parlemen yang ramah bagi perempuan. Dia menegaskan pentingnya keterwakilan perempuan dalam setiap alat kelengkapan dewan dan agar tidak ada lagi sikap-sikap yang merendahkan perempuan, termasuk dalam bentuk candaan di ruang parlemen.

Sebagai Ketua DPP PKS, Netty menekankan bahwa PKS sangat mendukung peran aktif perempuan dalam politik. Ia menyebutkan bahwa periode ini ada sembilan perempuan dari PKS yang terpilih sebagai Anggota DPR RI, termasuk dua wajah baru. Partainya juga memberikan ruang bagi perempuan untuk menduduki jabatan di fraksi dan alat kelengkapan dewan lainnya.