Situasi di Suriah mengalami perubahan besar setelah rezim Bashar al-Assad dipastikan jatuh pada Minggu, 8 Desember 2024, menyusul serangan kilat pasukan oposisi yang berhasil merebut Damaskus, ibu kota negara itu. Peristiwa ini mengakhiri perang saudara selama 13 tahun yang telah melibatkan berbagai pihak internasional dan regional.
Reaksi China
Kementerian Luar Negeri China, melalui juru bicara Mao Ning, menyatakan bahwa Beijing terus memantau situasi dengan cermat dan menyerukan penyelesaian konflik melalui jalur politik.
“Kami berharap pihak-pihak terkait menemukan solusi politik demi kepentingan masa depan rakyat Suriah,” ujar Mao Ning dalam konferensi pers di Beijing, Senin (9/12).
China juga menegaskan bahwa kedaulatan dan keutuhan teritorial Suriah harus dihormati, namun tidak memberikan jawaban langsung terkait hubungan terbaru dengan Assad, yang kini dilaporkan melarikan diri ke Rusia.
Pelarian Bashar al-Assad ke Rusia
Kremlin telah mengonfirmasi bahwa Bashar al-Assad dan keluarganya telah diberi suaka di Rusia. Dalam pernyataannya, Rusia menyebut fokus pada dialog dengan Turki dan negara-negara regional lainnya untuk mendukung proses politik inklusif sesuai Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 2254.
Runtuhnya Rezim Assad
Rezim Assad, yang berasal dari Partai Baath, telah berkuasa sejak 1963. Setelah pertempuran panjang, eskalasi besar terjadi mulai 27 November 2024, dengan serangan oposisi yang merebut kota Idlib, Aleppo, dan Hama sebelum akhirnya Damaskus jatuh pada 7 Desember. Keberhasilan ini didukung oleh beberapa unit militer yang membelot dari rezim Assad.
Dampak Regional dan Global
Runtuhnya rezim Assad menjadi titik balik bagi geopolitik Timur Tengah. Negara-negara besar seperti Rusia dan China menyatakan komitmennya untuk mendukung solusi politik yang inklusif, sementara kekuatan regional seperti Turki diperkirakan akan memainkan peran penting dalam stabilisasi Suriah pasca-konflik.
Masa Depan Suriah
Dengan Assad tidak lagi memegang kendali, tantangan besar menanti Suriah. Proses transisi politik diharapkan dapat berjalan lancar dengan dukungan komunitas internasional. Resolusi PBB 2254 menjadi kerangka utama untuk memastikan masa depan yang damai bagi Suriah, meskipun jalan menuju stabilitas diperkirakan tidak akan mudah.
Perkembangan ini akan terus menarik perhatian dunia, terutama terkait bagaimana aktor-aktor internasional dan regional akan menyikapi dinamika di Suriah pasca-Assad.