Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengambil langkah untuk menonaktifkan dua individu yang diduga terkait dengan organisasi tersebut, setelah lima kader Nahdlatul Ulama (NU) bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog di Israel.
Prof Muhammad Asrorun Ni’am Sholeh, Ketua MUI bidang Fatwa, menyatakan bahwa langkah penonaktifan dilakukan untuk mengklarifikasi lebih lanjut terkait keikutsertaan mereka dalam pertemuan tersebut. Meskipun tidak merinci identitas kedua individu tersebut, Asrorun Ni’am mengungkapkan bahwa keduanya terafiliasi dengan sebuah organisasi yang memiliki hubungan dengan komunitas Yahudi.
“Pada tahun lalu, salah satu dari mereka melakukan kunjungan ke Dubes Israel di Singapura,” ungkap Asrorun.
MUI menekankan bahwa kedua individu tersebut tidak ikut serta dalam kunjungan ke Israel untuk bertemu dengan Presiden Herzog. Namun, mereka terlibat dalam sebuah organisasi yang menimbulkan kekhawatiran terhadap hubungan mereka dengan komunitas Yahudi.
Asrorun juga menegaskan bahwa MUI bisa memberlakukan sanksi lebih lanjut jika terbukti bahwa kedua individu tersebut melakukan kesalahan yang serius.
Langkah ini diambil sebagai respons terhadap pertemuan kader NU dengan Presiden Israel, yang MUI kutuk keras karena dianggap tidak sensitif terhadap situasi yang sedang berkembang. “Pihak yang terlibat dalam pertemuan tersebut telah memberikan klarifikasi dan menerima sanksi,” tambahnya.