Rencana Kunjungan Pejabat Mongolia, Perkuat Hubungan dengan Indonesia

Yulia

Updated on:

Menteri Luar Negeri Mongolia, Battsetseg Batmunkh, menyampaikan keinginan negaranya untuk mengadakan kunjungan tingkat tinggi ke Indonesia. Hal ini diungkapkan dalam pertemuannya dengan Duta Besar RI untuk Tiongkok dan Mongolia, Djauhari Oratmangun, di Ulan Bator.

Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok dan Mongolia Djauhari Oratmangun (kanan) bertemu dengan Menteri Luar Negeri Mongolia Battsetseg Batmunkh di Kementerian Luar Negeri Mongolia di kota Ulan Bator, Mongolia pada Senin (9/12/2024).

“Ibu Menteri menyatakan rencana kunjungan resmi ini dapat melibatkan Presiden atau Perdana Menteri Mongolia yang baru saja memulai masa jabatan kedua pada tahun 2024,” ujar Djauhari, Senin (9/12).

Upaya Perkuat Hubungan Diplomatik

Kunjungan ini diharapkan dapat mempererat hubungan bilateral yang sudah terjalin lama sejak pembukaan hubungan diplomatik pada 1956. Menteri Luar Negeri Mongolia juga berharap dapat melanjutkan kerja sama dengan Menteri Luar Negeri Indonesia yang baru, Sugiono, setelah sebelumnya menjalin hubungan baik dengan Menlu Retno Marsudi.

Djauhari menambahkan bahwa Mongolia telah kembali membuka Kedutaan Besarnya di Jakarta pada November 2024 setelah sempat tutup sementara akibat pandemi COVID-19. Langkah ini menjadi bukti komitmen Mongolia untuk memperkuat kerja sama dengan Indonesia.

Bidang Kerja Sama Prioritas

Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak membahas berbagai isu penting, termasuk:

  • Ekonomi dan perdagangan: Mongolia mengapresiasi kontribusi Modena Indonesia dalam membuka saluran distribusi alat rumah tangga di Mongolia.
  • Politik dan keamanan: Diskusi mencakup dukungan dalam pencalonan badan internasional.
  • Sosial budaya dan turisme: Kedua negara menjajaki potensi promosi pariwisata serta peningkatan hubungan budaya.
  • Pertahanan: Kerja sama pelatihan pasukan perdamaian juga menjadi perhatian.

Sejarah Hubungan RI-Mongolia

Hubungan diplomatik RI-Mongolia dimulai dengan kunjungan Presiden Soekarno ke Ulan Bator pada 1956. Kunjungan bersejarah lainnya termasuk:

  • 2003: Presiden Megawati Soekarnoputri.
  • 2012: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menandatangani komitmen kerja sama di berbagai bidang.
  • 2016: Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri KTT ASEM di Mongolia.

Komisi Bersama untuk Kerja Sama Bilateral yang dibentuk kedua negara juga terus mendorong berbagai inisiatif, termasuk di sektor perdagangan, budaya, pertanian, dan pelatihan perdamaian.

Harapan ke Depan

Dengan rencana kunjungan resmi ini, Indonesia dan Mongolia diharapkan dapat memperkuat hubungan bilateral di berbagai sektor strategis, khususnya dalam pembangunan ekonomi dan promosi kerja sama internasional. “Hubungan baik ini harus terus terefleksikan melalui kerja sama konkret di berbagai bidang,” tutup Djauhari.