Romo Benny Ungkap Ancaman Kartel Politik di Balik Pilkada Serentak 2024

Yulia

Updated on:

Pakar komunikasi politik Benny Susetyo, yang dikenal sebagai Romo Benny, mengungkapkan kekhawatirannya mengenai pengaruh kartel politik yang mengganggu proses demokrasi, membuat rakyat kehilangan kebebasan dalam memilih pemimpin mereka. Menurutnya, esensi demokrasi seharusnya adalah memberikan ruang bagi rakyat untuk menentukan arah kepemimpinan tanpa adanya tekanan atau paksaan. Demokrasi yang berkualitas adalah yang memungkinkan rakyat untuk berpartisipasi secara bebas dan setara.

Sekretaris KPU Provinsi DKI Jakarta, Dirja Abdul Kadir melihat papan elektronik hitung mundur menuju pemungutan suara Pilkada Serentak 2024

Namun, ia mengamati bahwa dalam praktiknya, kartel politik yang dominan dalam partai-partai politik telah menyimpangkan proses demokrasi. “Kartel politik yang menguasai partai-partai politik sering kali lebih mengutamakan kepentingan kelompok mereka sendiri daripada kepentingan rakyat,” ujar Romo Benny. Ia menambahkan bahwa ketika kartel politik berkuasa, rakyat kehilangan kesempatan untuk memilih pemimpin berdasarkan prestasi dan kemampuan yang sebenarnya, dan justru yang muncul sering kali adalah mereka yang populer hanya karena citra media.

Ia juga mencatat bahwa dominasi kartel politik menyebabkan proses demokrasi kehilangan maknanya. “Rakyat tidak lagi memiliki pemahaman yang jelas tentang esensi demokrasi yang sejati,” lanjutnya. Menurut Romo Benny, demokrasi yang sejati memungkinkan rakyat menentukan pemimpin berdasarkan pertimbangan rasional, bukan karena tekanan atau pengaruh tertentu.

Mengacu pada pidato Megawati Soekarnoputri saat peringatan Hari Kemerdekaan RI, Romo Benny menegaskan bahwa rakyat harus diberikan hak penuh untuk memilih pemimpin yang sesuai dengan kehendak mereka. “Pemaksaan calon pemimpin yang tidak memenuhi syarat hanya merusak prinsip dasar demokrasi,” katanya.

Lebih jauh, Romo Benny menekankan pentingnya integritas pemimpin dalam demokrasi. Pemimpin sejati, menurutnya, adalah mereka yang lahir dari kehendak rakyat dan memiliki kualitas kepemimpinan yang jelas. “Pemimpin yang memiliki integritas dan komitmen untuk melayani rakyat adalah kunci agar demokrasi tetap sehat dan tidak terdistorsi oleh kepentingan politik,” tambahnya.

Ia juga memperingatkan bahwa budaya kepalsuan yang berkembang di masyarakat menyebabkan pemilih sering terpengaruh oleh citra media, bukan oleh kualitas nyata calon pemimpin. “Socrates dan Plato telah memperingatkan tentang bahaya demokrasi tanpa arah dan pendidikan yang baik,” jelas Romo Benny.

Menurutnya, tantangan besar bagi demokrasi Pancasila adalah mengatasi fenomena kotak kosong dan kartel politik. Elite politik harus kembali pada etika dan cita-cita pendiri bangsa, dengan menempatkan kepentingan rakyat sebagai prioritas utama. “Jika politik hanya menjadi alat kekuasaan, maka partai-partai politik akan menjadi parasit bagi negara,” pungkasnya.