Isu Tobat Memanas, Kursi Senayan Tak Tercapai oleh PPP

Yulia

Updated on:

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tengah menghadapi perdebatan internal setelah gagal lolos ke Senayan dalam Pemilu 2024. Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP, M Romahurmuziy atau Rommy, menyerukan agar Plt Ketum PPP, Mardiono, beserta jajaran pengurusnya untuk melakukan tobat nasuha atau tobat yang bersungguh-sungguh atas kegagalan tersebut.

Logo PPP

Seruan ini disampaikan menjelang Mukernas PPP yang digelar pada 13-15 Desember 2024 di Ancol, Jakarta Utara, dengan tema “Transformasi PPP untuk Indonesia”. Rommy menekankan bahwa kegagalan PPP lolos ke Senayan, untuk pertama kalinya sejak 1973, memerlukan evaluasi serius dan langkah transformasi agar partai ini kembali tampil kompetitif di Pemilu 2029.

Tiga Transformasi yang Diharapkan

Rommy menggarisbawahi tiga aspek penting yang harus ditransformasi di dalam tubuh PPP:

  1. Kaderisasi: Dalam lima tahun terakhir, PPP stagnan dalam kaderisasi, menjadikan diri hanya sebagai partai elektoral tanpa memperkuat akar rumput.
  2. Jati Diri: PPP telah kehilangan identitas sebagai partai umat dan perlu merebut kembali hati umat.
  3. Kepemimpinan: Pergantian kepemimpinan yang tidak jelas, dari Suharso Monoarfa ke Mardiono, yang berujung pada kegagalan partai untuk lolos ke Senayan.

Rommy juga menekankan pentingnya muktamar untuk mengevaluasi kinerja Mardiono sebagai Plt Ketum yang dianggap telah lama menjabat tanpa ada perubahan signifikan.

Tiga Kegagalan DPP PPP

Rommy memaparkan tiga kegagalan utama yang harus dievaluasi oleh DPP PPP:

  1. Perolehan Suara: PPP hanya meraih 5,8 juta suara di Pemilu 2024, meski perolehan suara di tingkat DPRD kab/kota masih mencapai 7,9 juta. Ini menunjukkan kegagalan dalam mengoordinasikan kemenangan di tingkat pusat dan daerah.
  2. Kursi DPR RI: Setelah berhasil meraih 19 kursi di Pemilu 2019, PPP kini kehilangan semua kursi di Senayan setelah gagal lolos parliamentary threshold (PT) pada 2024.
  3. Posisi Politik yang Lemah: Meskipun ada partai pengusung capres lainnya yang mendapatkan kursi menteri, PPP hanya mendapatkan posisi UKP, yang dinilai jauh lebih rendah efektivitasnya.

Seruan untuk Minta Maaf

Rommy menuntut agar Plt Ketua Umum dan pengurus PPP yang terlibat dalam kebijakan partai mengakui kegagalan mereka dan meminta maaf kepada seluruh kader PPP di Indonesia. Ia menyayangkan pernyataan Plt Ketua Umum yang sebelumnya mengklaim bahwa kegagalan tersebut bukan kesalahannya karena tidak maju sebagai calon legislatif.

“Mohon maaf kepada kader PPP di seluruh Indonesia atas ketidakmampuan menjaga PPP di Senayan,” seru Rommy. Ia berharap Mukernas kali ini dapat menghasilkan keputusan yang akan menjadi titik tolak bagi kebangkitan PPP di Pemilu 2029.

Dengan seruan tersebut, PPP diharapkan dapat merumuskan langkah-langkah strategis yang lebih solid untuk mengembalikan kekuatan partai di parlemen dalam pemilu mendatang.