Generasi Z dan Pilkada Jakarta 2024: Menggerakkan Partisipasi Pemilih Muda

Yulia

Updated on:

Partisipasi Generasi Z dalam Pemilu dan Pilkada 2024 menjadi sorotan karena kelompok ini memegang pengaruh besar dengan jumlah pemilih yang signifikan. Dalam Pemilu 2024, jumlah pemilih tetap mencapai 204,8 juta orang, di mana 66,8 juta berasal dari Milenial dan 46,8 juta dari Gen Z. Potensi suara dari Gen Z terlihat penting untuk menentukan arah politik di masa depan, termasuk dalam Pilkada Jakarta yang akan diselenggarakan pada 27 November 2024.

Seorang pemilih pemula, Arsa (kanan), menggunakan hak suaranya untuk pertama kali di TPS 066, Kelurahan Cilandak Timur, Jakarta Selatan pada Rabu (14/2/2024).

Banyak pemilih muda, seperti Deananda Ranisha dan Mochamad Tegar Alam, yang menggunakan media sosial sebagai sumber informasi utama. Mereka tidak hanya mengikuti visi-misi calon, tetapi juga mengutarakan aspirasi, kritik, dan dukungan mereka secara langsung. Media sosial telah menjadi platform utama bagi Gen Z untuk memantau aktivitas politik dan jejak digital calon pemimpin. Namun, Tegar menyoroti bahwa informasi yang disajikan sering kali hanya berupa promosi kandidat tanpa sosialisasi mendalam mengenai tahapan atau aturan Pilkada, yang dapat menimbulkan kebosanan di kalangan pemilih muda.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta berupaya untuk mengatasi hal ini dengan memperluas sosialisasi, khususnya melalui program KPU Goes to School, KPU Goes to Campus, dan KPU Goes to Pesantren. Program ini menyasar sekolah, kampus, dan pesantren agar para pemilih pemula, termasuk Gen Z, memahami alur, tata cara, dan pentingnya peran mereka dalam Pilkada. Sosialisasi ini dilengkapi dengan pendekatan kreatif melalui konten di media sosial, film pendek, dan acara tatap muka.

KPU Jakarta Pusat, misalnya, bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memperluas jangkauan sosialisasi, termasuk bagi pemilih perempuan, penyandang disabilitas, dan kelompok marjinal. Kegiatan ini mencakup pendekatan ke komunitas-komunitas lokal di wilayah Jakarta Pusat dan melibatkan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk memastikan data pemilih akurat. Dengan partisipasi Gen Z yang tinggi, harapannya mereka tidak hanya memilih secara emosional tetapi juga dengan kesadaran penuh akan proses dan dampak politik. Sosialisasi dan edukasi yang intensif diharapkan mampu meningkatkan pemahaman mereka tentang pentingnya keterlibatan aktif dalam menentukan masa depan Jakarta.