IBL All Indonesian: Pilar Penting bagi Pertumbuhan Ekosistem Basket Nasional

Yulia

Updated on:

Direktur Utama Indonesian Basketball League (IBL), Junas Miradiarsyah, menekankan pentingnya IBL All Indonesian 2024 dalam memperkuat ekosistem bola basket di Indonesia, yang diharapkan dapat berkembang lebih pesat. Menurut Junas, turnamen ini bertujuan untuk meningkatkan pengalaman bermain bagi pemain lokal yang sebelumnya jarang mendapat kesempatan tampil.

Dokumentasi Pebasket Pelita Jaya Jakarta Muhamad Arighi dalam salah satu pertandingan Indonesian Basketball League (IBL) 2024.

“Turnamen ini juga berperan penting dalam menjaga keberlangsungan ekosistem bola basket, sehingga mengisi jeda antar musim agar tidak terlalu panjang,” ungkap Junas saat berbicara dengan ANTARA di Jakarta pada hari Kamis.

Junas menambahkan bahwa sebagian besar pemain dikontrak oleh klub untuk periode satu tahun, dari Januari hingga Desember. Oleh karena itu, turnamen ini bermanfaat bagi pemain dan tim untuk tetap aktif dan kompetitif sepanjang tahun.

Turnamen ini hanya akan melibatkan pemain lokal, tanpa kehadiran pemain asing maupun pemain heritage (keturunan campuran Indonesia). “Pemain naturalisasi yang telah diakui sebagai WNI termasuk dalam kategori pemain lokal yang dapat berpartisipasi,” jelas Junas.

Junas menegaskan bahwa aturan ini bukan hal baru, karena aturan serupa juga diberlakukan dalam turnamen lokal pada tahun 2022. Sebagai Direktur Utama IBL sejak 2019, Junas telah berupaya menjaga regulasi yang konsisten.

Dia juga menambahkan bahwa IBL telah melakukan komunikasi dengan Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo, serta Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PP Perbasi) mengenai rencana turnamen ini. Dito Ariotedjo menunjukkan dukungan penuh terhadap IBL All Indonesian, dengan memastikan bahwa pemerintah siap mendukung keberlangsungan turnamen tersebut.

Sementara itu, dalam acara Drawing Group IBL All Indonesian di Jakarta, Kamis, Kepala Pemasaran dan Pengembangan Bisnis IBL, Adrian Ariez, menjelaskan bahwa setiap tim hanya diperbolehkan menyertakan satu pemain naturalisasi. “Pengajuan pemain naturalisasi harus disetujui oleh Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia,” tambah Adrian.