Indonesia akan menjadi tuan rumah turnamen panahan dalam ruangan terbesar yang dikenal sebagai Grand Triumph 2024. Acara ini akan menonjolkan Divisi Barebow di pentas internasional, menjadikannya sebagai kesempatan penting untuk memperkenalkan cabang olahraga ini lebih luas.
Dengan konsep sportourism, Grand Triumph 2024 menargetkan lebih dari 900 peserta dari berbagai negara, termasuk Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Filipina. Saat ini, sekitar 30 hingga 40 persen kuota yang disediakan sudah terisi.
Indonesia, sebagai tuan rumah dan memiliki komunitas Barebow terbesar di dunia, diharapkan dapat memeriahkan turnamen ini dan memperkenalkan Barebow sebagai salah satu divisi penting dalam olahraga panahan global. Divisi ini berpotensi menonjol di samping divisi Compound dan Recurve yang saat ini sudah lebih dikenal.
Satrio Wibowo, Ketua Panitia Pelaksana Grand Triumph 2024, menjelaskan bahwa masyarakat Indonesia masih kurang familiar dengan turnamen panahan dalam ruangan. Namun, di tingkat internasional, turnamen seperti ini memiliki standar baku dari Federasi Panahan Dunia (World Archery) dan dianggap sebagai event prestisius.
“Kami ingin mengadopsi format dari turnamen ternama seperti Vegas Shoot dan Lancaster untuk menghadirkan suasana internasional dan menarik para atlet panahan dari seluruh dunia ke Indonesia,” jelas Satrio.
Dengan cakupan internasional tersebut, Divisi Barebow memiliki peluang besar untuk memperkuat posisinya sebagai cabang panahan yang populer di seluruh dunia. Panitia juga berusaha mengundang komunitas Barebow dari negara-negara seperti Swedia, Kanada, AS, dan berbagai negara Asia untuk berpartisipasi.
“Harapan kami adalah agar komunitas Barebow lokal dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk berkompetisi dengan pemanah Barebow terbaik dunia dan memperkenalkan cabang ini lebih luas,” tegas Satrio.
Grand Triumph 2024 akan dilaksanakan di Jogja Expo Center pada 19-20 Oktober 2024. Kategori yang dipertandingkan meliputi Recurve Open 18 m, Compound Open 18 m, Barebow Open 25 m, Recurve/Standar Nasional U-15 15 m, Recurve/Standar Nasional U-12 12 m, dan Barebow U12 10 m.
Ketua Umum PB Perpani, Arsjad Rasjid, menambahkan bahwa panahan di Indonesia memerlukan sentuhan industri untuk meningkatkan eksposurnya dan menaikkan level kompetisinya. Menyelenggarakan turnamen kelas dunia seperti ini juga penting untuk menegaskan peran Indonesia di arena panahan internasional.
Arsjad sebelumnya telah berdiskusi dengan Presiden World Archery, Ugur Erdener, mengenai kesiapan Indonesia untuk menjadi tuan rumah turnamen panahan internasional. Kesepakatan positif telah dicapai, dan setelah Grand Triumph, Indonesia akan menjadi lokasi untuk serangkaian pertandingan internasional panahan di bawah naungan World Archery.