Utusan Khusus Presiden Bidang Perdagangan Internasional dan Kerja Sama Multilateral, Mari Elka Pangestu, menyatakan bahwa bergabungnya Indonesia sebagai anggota penuh BRICS (Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) tidak perlu menimbulkan kekhawatiran terhadap hubungan bilateral dengan Amerika Serikat (AS), termasuk terkait dengan Donald Trump yang terpilih kembali sebagai presiden.
Indonesia Menganut Politik Bebas Aktif
Mari Elka menegaskan bahwa politik luar negeri Indonesia yang mengedepankan politik bebas aktif memungkinkan Indonesia untuk bekerja sama dengan berbagai negara dan forum internasional tanpa mengganggu kepentingan negara mana pun, termasuk AS.
“Tidak harus khawatir karena kita kan istilahnya bebas aktif ya. Kita boleh kerja sama dengan berbagai pihak dan kita tidak mengganggu kepentingan AS,” ujarnya saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (7/1).
BRICS Sebagai Jembatan Antara Negara Berkembang dan Maju
Pangestu juga menilai bahwa posisi Indonesia sebagai anggota BRICS justru dapat bertindak sebagai jembatan antara negara berkembang dan negara maju. Meskipun Indonesia juga dalam proses menjadi anggota OECD (Organization for Economic Co-operation and Development), di mana AS adalah anggota pendirinya, keanggotaan penuh Indonesia dalam BRICS dianggap dapat memperkuat posisi negara di kedua forum internasional tersebut.
Diversifikasi Mata Uang dalam Perdagangan Internasional
Menanggapi isu dedolarisasi yang dipromosikan oleh BRICS dan ancaman dari Trump, yang menginginkan transaksi perdagangan tanpa mengandalkan dolar AS, Mari Elka menjelaskan bahwa Indonesia telah melakukan diversifikasi mata uang dalam transaksi internasional.
“Diversifikasi itu memang sudah dilakukan. Contohnya, yuan diperhitungkan sebagai mata uang transaksi dagang, tanpa harus dikonversi terlebih dahulu ke dolar AS,” ujar Mari Elka.
Ia menambahkan bahwa penggunaan mata uang selain dolar AS dalam perdagangan merupakan perkembangan yang sudah terjadi dalam keuangan internasional dan diperkirakan akan terus berkembang.
“Sekarang pun kita kan sudah punya sistem untuk bisa langsung kalau kita berdagang dengan Tiongkok itu sudah ada sistemnya, dari rupiah ke yuan. Jadi sebetulnya selama ini belum ada yang protes ya bahwa kita melakukan itu,” katanya.
BRICS Sambut Indonesia Sebagai Anggota Baru
Keanggotaan Indonesia dalam BRICS diumumkan oleh Brasil, yang memegang presidensi aliansi BRICS tahun ini, pada Senin (6/1). Brasil menyambut baik Indonesia sebagai anggota terbaru dan berharap keanggotaan ini dapat memperkuat kerjasama antara negara-negara anggota.
Dengan keanggotaan Indonesia dalam BRICS, Pangestu melihat bahwa Indonesia akan semakin memperkuat posisi diplomatiknya di arena global, baik dengan negara berkembang maupun negara maju.