Anggota Bawaslu RI, Lolly Suhenty, menyatakan bahwa masa non-tahapan pemilu adalah periode terbaik untuk membangun kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengawasan pemilu. Hal ini disampaikannya saat membuka acara Konsolidasi Nasional (Konsolnas) Pengawas Perempuan di Bali, Sabtu (21/12).
Menurut Lolly, menanamkan kesadaran tentang pengawasan pemilu, termasuk penolakan terhadap praktik politik uang, memerlukan waktu panjang dan tidak bisa hanya dilakukan saat masa tahapan pemilu.
“Orang sering lupa, yang namanya membangun kesadaran agar anti politik uang bukan dilakukan di saat masa tahapan. Proses panjang dalam membangun kesadaran pengawasan pemilu harus dimulai dari masa non-tahapan,” jelasnya.
Program Panjang untuk Kesadaran Pemilu
Lolly meminta jajaran Bawaslu, khususnya Srikandi Bawaslu, untuk memanfaatkan tahun 2025 dengan meluncurkan berbagai program yang berorientasi pada pembentukan kesadaran masyarakat secara jangka panjang.
“Di masa non-tahapan, mari para Srikandi kita buat berbagai program kegiatan yang memang akan berjangka panjang,” tambahnya.
Refleksi dan Gagasan untuk Masa Depan
Dalam forum Konsolnas tersebut, Lolly juga mengajak peserta, terutama perempuan pengawas pemilu, untuk menuangkan gagasan dan refleksi terkait pengalaman mengawal pesta demokrasi yang telah selesai.
“Ruang refleksi bagi perempuan seringkali masih sedikit. Melalui wadah ini, kita bisa bersuara dan mengonsolidasikan pemikiran terkait strategi ke depan,” ujarnya.
Lolly berharap forum ini dapat menjembatani refleksi dari pengalaman sebelumnya dengan situasi saat ini, sehingga Bawaslu mampu merumuskan strategi yang lebih baik menuju Pemilu 2029.