Wakil Presiden Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, menghadiri rapat penanggulangan erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang terjadi di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Rapat tersebut dilaksanakan di Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta pada hari Selasa, dan bertujuan untuk membahas langkah-langkah tanggap darurat serta penanganan korban akibat bencana tersebut.
“Bahas (penanggulangan) Lewotobi,” ungkap Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono kepada wartawan di lokasi. Rapat tersebut dimulai sekitar pukul 09.00 WIB dan dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi negara, antara lain Kepala BNPB Suharyanto, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Agraria dan Tata Ruang Nusron Wahid, serta Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait.
Saat ini, pemerintah terus melakukan upaya untuk menangani dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang menyebabkan kerusakan dan kerugian bagi warga di Flores Timur. Dalam rapat tersebut, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, mengemukakan pentingnya keterlibatan langsung warga korban bencana dalam proses pembangunan rumah sebagai bagian dari penanganan pasca-erupsi.
Menurut Maruarar, pembangunan rumah untuk para korban erupsi harus dilakukan dengan melibatkan mereka dalam proses perencanaan dan pelaksanaannya. “Selain dari hasil pendataan BNPB untuk warga korban bencana yang akan direlokasi, juga harus ada dialog dengan warga calon penghuninya agar tepat sasaran. Jangan sampai ada kejadian rumah yang sudah dibangun tidak dihuni,” kata Maruarar. Pernyataan ini menekankan pentingnya memastikan bahwa rumah yang dibangun akan dihuni oleh warga yang memang terdampak oleh bencana, untuk menghindari terjadinya ketidaksesuaian antara kebutuhan dan hasil pembangunan rumah tersebut.
Pemerintah, melalui kementerian terkait, berkomitmen untuk menangani bencana ini dengan cermat dan memastikan bantuan yang diberikan benar-benar tepat sasaran dan bermanfaat bagi masyarakat yang terdampak. Langkah-langkah tersebut juga menjadi bagian dari upaya besar untuk mengurangi dampak dari bencana alam, serta memperkuat kesiapsiagaan dan ketahanan masyarakat terhadap bencana serupa di masa mendatang.