Jannik Sinner menyatakan bahwa perkembangan persaingannya dengan Carlos Alcaraz merupakan sesuatu yang menarik bagi dunia tenis. Pernyataan itu disampaikan oleh petenis Italia tersebut setelah mengalami kekalahan dalam pertarungan lima set dari petenis Spanyol tersebut di semifinal Prancis Terbuka, pada Jumat (7/6).
Petenis berusia 22 tahun, yang akan menjadi petenis nomor 1 dunia pertama dari Italia minggu depan, berhasil unggul dua set berbanding satu sebelum akhirnya menyerah setelah bertarung lebih dari 4 jam di Lapangan Philippe Chatrier.
Sinner dan Alcaraz merupakan dua pemain termuda yang bermain di semifinal Prancis Terbuka putra sejak Novak Djokovic dan Rafael Nadal pada tahun 2008.
Saat kita melihat hasilnya, kami selalu atau kemungkinan besar bermain di semifinal, final, atau perempat final, kata Sinner, yang lima pertemuan terakhirnya dengan Alcaraz terjadi di babak semifinal.
Pertandingan ini sangat penting. Saya pikir itu menarik untuk pertandingan ini, terutama ketika head to head cukup ketat.
Para pemenang merasa senang dan para pecundang akan mencoba mencari cara untuk mengalahkannya di lain waktu, bukan? Saya pikir itu menarik. Itulah yang akan saya coba lakukan, lanjut petenis berusia 22 tahun tersebut.
Alcaraz telah memenangkan pertemuan Grand Slam mereka sebelumnya dalam drama lima set di perempat final Amerika Serikat (AS) Terbuka 2022 dalam perjalanannya meraih gelar.
Sinner mengatakan dia sudah menantikan untuk kembali bertarung dengan petenis Spanyol berusia 21 tahun itu.
Pertemuan selanjutnya pasti akan berbeda. Mari kita lihat di permukaan mana kami bertarung… Best-of-three atau best-of-five juga berbeda. Anda tahu, dalam Grand Slam, pendekatannya berbeda, ujar Sinner.
Tapi menurut saya, ini menarik, dan saya berharap untuk bertemu lebih banyak lagi, tambahnya.
Kekalahan ini merupakan yang ketiga bagi Sinner tahun ini dan yang pertama di Grand Slam musim ini setelah meraih gelar di Australia Terbuka.
Sinner mengalami cedera pinggul menjelang Roland Garros — dia harus mundur dari Madrid Terbuka sebelum perempat final dan kemudian menarik diri dari turnamen kandangnya di Roma.
Saya merasakan sedikit ketidaknyamanan, terutama setelah dua setengah jam hingga empat jam, tapi bukan karena alasan itu, kata Sinner.
Saya masih bisa bergerak dengan baik. Saya merasa cukup baik di lapangan. Jadi saya tidak lagi khawatir dengan pinggul saya, tambahnya.
Berikutnya yang menjadi fokus Sinner adalah musim lapangan rumput, di mana ia berharap untuk melanjutkan kesuksesannya tahun lalu ketika ia mencapai semifinal Grand Slam perdananya di Wimbledon sebelum dikalahkan oleh Djokovic.
Tahun lalu, saya tampil bagus di Wimbledon, jadi mari kita lihat apa yang bisa saya lakukan tahun ini, kata Sinner. Saya senang bisa kembali, dan ya, mari kita lihat apa yang terjadi selanjutnya, pungkasnya.